Merindu Puitis : Menjawab Tantangan Aliran Rasa 10 Hari Komunikasi Produktif


Bismillaahirrahmaanirrahiim ...

Ketika rasa ini mengalir

Mungkin saja ia tak sejernih aliran mu teman

Ketika rasa ini terurai

Bisa saja ia tak seindah uraianmu sahabat

Namun, ia telah mengalir jauh membasahi kisi-kisi hatiku

Menelusup perlahan bersama riak dan gelombangnya yang syahdu

Sesekali aliran itu membeku tanpa rasa

Bukan ... bukan karena ia tak mampu memberi rasa

Ini  hanyalah masa ku berhenti di dermaga  transisi maknawi hatiku

Kala awal datang. ia membawa setangkup tantangan

Bertajuk "Komunikasi Produktif"

Alirannya yang deras mengetuk gerbang kalbuku dengan riuhnya

" ... Ayo mulailah darimu ... buanglah kata-kata negatifmu ... lahaplah banyak-banyak kata-kata

positifmu.... "

" ... keep clear and clarify ..." dengan pasanganmu

" Hei ... lihatlah anak-anakmu tak pernah salah meng-copy mu "

Ketika itu, Sang Cahaya Mata turut pula hadir bersama datangnya

Ah, .... bagaimana ini ? benar-benar "masalah" akupun mendadak bergumam  dengan diriku

Aku tak kuasa menghadapi arus tantangan yang menahan fokusku hingga 10 hari

Cahaya Mataku butuh aku lebih ... ia baru saja berkerlip !!

Ia-lah prioritasku kini ... bersama dua cahaya lain yang tengah benderang sinarnya

Pasang surut gelombang kuarungi bersama senandung " bismillaah ... rileks ...optimis dan senyum"

Berjalan pada jalur takdirku  memompaku untuk terus menuai paham

Bersama bekal waras yang butuh terus terjaga kesehatannya

Dan aliran rasa yang terkadang membeku dan bisu

Disela-sela jeda naik turunnya gelombang, ku duduk di sudut ruang penaku

Berhadapan dengan aliran tantangan 10 hari yang menarikku ke permukaan

Dan .... penaku hanya mampu menjejak separuh jalan

Akupun menjadi jengah dan lelah

Seketika terdengar suara-suara bersahutan

Inilah ilmu yang akan terus deras menghujanimu

Membasuhmu dari noda-noda keangkuhan dewasamu

Menarikmu bersama aliran-aliran yang berarus sama

Akankah engkau abaikan ??

Merugilah masamu bila terlewatkan

Bawalah ... bawalah ia bersama tumbuhnya cahaya matamu

Maka engkaupun akan melihat kilaumu

Bertahanlah sebentar saja !!

Bersabarlah sejenak saja !!

Dalam ketaatanmu sebagai diri, istri juga ibu

Semuanya tak akan lama

Meski pastinya tidak mudah

Karena syurga-mu itu istimewa megah rupa

Maka, dengarlah aliran-aliran itu dengan hatimu

Dan sisi jernih  fikirmu

Jangan pernah berhenti belajar

Teruslah memburu ilmu

Ini takdir indahmu

Bertemu dan bersama menjadi satu

Berbagi aliran rasa meski tak selalu merdu

Rekam dan ikatlah ia dalam jejak penamu

Yah.... tulislah !!!

Menulis itu mengikat rasa juga karsa dalam laju alirmu seharian

Ia mencegahmu terombang-ambing oleh aliran

Yang begitu saja membawamu kesana kemari

Tak mengapa bila terkadang rasa itu terdiam di pusaran atau membeku di tepian

Tak masalah bila fokus 10 harimu harus beradu dengan cahaya-cahaya matamu

Ya ... helalah nafas untuk mengganti udara baru dan memperbaiki laju alir

Jangan berhenti  menulis .... sebab ia akan mengikat aliran rasamu dalam dermaga hikmah

Benar ... benar saja

Sejatinya, tantangan ini memperbarui aliranku menjadi tenang dan jernih

Ia seperti tangan-tangan hangat yang tak pernah berhenti memelukku

Mencairkan aliran rasaku yang terkadang masih membeku

Tak mengapa.... inilah fitrah rasa ... mengalir ... membeku ... mencair ... lalu mengalir kembali

Terus ... teruslah mengalir menantang rasa

Jauh ... bergeraklah sejauh-jauhnya hingga nanti aliran itu terhenti

Dan kembali pada Sang Pemilik Suci


Panjangkan sumbu akalmu agar rasa tak
mengaduk-aduk kewarasanmu 
 - Pesan Ibu Guru Ideologisku -


Surabaya, 17 Bulan Dua 2017



Tantangan Aliran Rasa
#KomunikasiProduktif
#BundaSayangIIP
















Komentar

Postingan Populer