Kisah Indah tentang " Sejuknya Rahmat "

#ODOPfor#99days
#Day53
#rabuseru16032016





Bismillahirrahmaanirrahiim
Mensyukuri masa indahnya rahmat hari ini dari Sang Maha Rahim

Krecek .... krecek .... blaar .... blaaar ..... ddrrrrrrrrzzzzzz. Hemmmm ..... tetiba tercium aroma khas tanah tertimpa hujan sedemikian melimpah ruahnya. Deras sekali hujan hari ini, hingga tertelan seketika keinginan kakak untuk berhujan-hujan ria. Akhirnya....... duduk berdua bersama adek sembari khidmat mengamati hujan yang semakin deras mengguyur bumi MeSir (baca: Medokan Semampir ya^^) .

"Yuk, dek doa dulu !" seraya menengadahkan dua tangannya si kakak memandu adek melafalkan sebuah doa. 


 "..... aamiin" aku menyahut dari dalam ketika kuintip kakak usai melafalkan doanya. Hujan-hujan begini adalah favorit anak-anak, mereka seolah tak pernah melihat hujan saja, selalu bersorak sorai. Setiap kali gemuruh tanda hujan akan turun, pasti deh ..... lari sambil menghujani uminya ini dengan pertanyaan-pertanyaan "hujan ya umi?"...... "yei..... mana hujannya kok nggak turun?" ... ujung-ujungnya "boleh hujan-hujan umi?" hemmm .... ini nih yang bikin cucian umi kejar setoran terus hihi. "Insya Allah besok saja ya nak, ini hujannya deras sekali, kakak juga baru sembuh kan demamnya?" sejurus ku lihat rona wajahnya mulai keruh. "Kalau hujan-hujan di dalam rumah boleh?" tanyanya. "Hah, memang bisa?" tanyaku. "bisa lah, umi..... boleh?" desaknya lagi. "hemm, nggak keluar dulu tapi kan ya ?" timpalku. "iya, umi" aku lalu mengangguk mengiyakan, segera kakak meluncur ke belakang dan kembali membawa payung hijau kecil yang sudah patah salah satu jerujinya. 

"Buat apa, payung rusak gitu, kak?" tanyaku sedikit penasaran. "lihat aja, umi" jawabnya sembari membenahi si "payung" agar merentang terbuka. Setelah terbuka, kakak menggantungnya di ujung pagar, kebetulan air hujan tercurah keras dari ujung atap teras rumah tersebut. "Oalah nak-nak" aku tersenyum sambil geleng-geleng melihat tingkah anak lelakiku yang selalu penuh ide itu. "hehe kalau gini kan tetep bisa hujan-hujan, umi... meski cuma merasakan sejuknya air hujan dari sini" melas temen toh nak (batinku menggumam) tapi tak mengapa demi kesehatan si kakak juga, insya Allah kalau sudah sehat betul toh aku akan mengikhlaskannya bermain hujan (ai ....ai.... macam emak-emak yang melepas anak laki-lakinya merantau saja hihi).

"Kakak..... adek ..... yuk sini deh, ummi ada cerita seru nih ! Si adek lalu menghampiri sambil mengeringkan tangannya setelah bermain hujan, lalu bertanya dengan logat khasnya "cerita apa umi ?" "Umi mau cerita tentang huuu .... jaaaan"jawabku sambil melirik si kakak yang tidak juga beranjak dari tempatnya menampung derasnya hujan dengan tangannya. "Kakak, mau denger juga cerita tentang perjalanan hujan ?" pancingku. "Perjalanan hujan?" tanyanya. "Iya, perjalanan hujan..... sini deh dengerin sama adek, nih udah ditungguin !" "Okeh, umi" jawab kakak yang akhirnya beranjak juga dari tempatnya bermain hujan.

"Gimana rasanya main tampung air hujan tadi ?" tanyaku pada duo krucilku ber-apresepsi sebelum berkisah. "Seru umi...... segerrr" jawab kakak. "Iyakah ? , adek seger juga ?" tanyaku pada adek dan ia pun mengangguk ala upin "he eh umi segeeee" (r nya masih menghilang hehe). "Waaahh, seger ya itulah sejuknya rahmat dari Allah, kasih sayang Allah kepada makhluknya. Semua makhluk merasakan manfaat air hujan. binatang dan tumbuhan membutuhkan air hujan untuk minum dan pertumbuhan, juga untuk mandi para binatang. Manusia membutuhkan air hujan untuk diolah kembali dan digunakan untuk mandi, minum dan keperluan lainnya."

"Nah, siapa yang tahu hujan datang dari mana ?" tanyaku. "Ya dari langit, umi." jawab kakak segera. Kan yang menciptakan hujan Allah, ya dari langit turun ke bumi" jawab kakak penuh semangat. "Subhanallah, benar sekali kakak, Allah-lah yang menciptakan hujan untuk kesejahteraan makhluknya, tapi kakak dan adek tahu tidak, kalau ternyata hujan itu menempuh perjalanan jauh sebelum turun ke bumi ......  sebelum sampai ke rumah kita ini ? " tayaku sambil menunjuk hujan di ujung pagar yang masih asyik mengguyur deras. "Enggak tahu" jawab kakak seraya mengangkat kedua bahunya. Si adek juga tak mau kalah dengan gaya geleng kepalanya "he eh, tidak tahu umi adek" tergelak aku melihat wajah lucu imutnya itu.

"Kisah perjalanan hujan ini sudah disebutkan di dalam Al Qur'an sejak 1400 tahun yang lalu loh, nih dengarkan umi ya ! 
"Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira" (Surat ar Rum, 48)
Sama kan ya ? seperti kakak sama adek kalau hujannya datang pasti deh sorak horeeeee !! ye ye hujan hujan ye ye hujan hujan, sambil kuperagakan gaya yel-yel ala mereka dan segera disusul gelak tawa keduanya. "hihi, umi lucu" seru adek tertawa sambil menutupi mulutnya dengan tangannya. 

Sambil berusaha kembali menata wibawa (wiw......macam pejabat saja, iya toh sekarang kan lagi jadi pejabat teras yang lagi dinas di teras rumah hehe) aku mengambil sebuah gambar yang telah ku print hasil download-an kemarin "Umi punya gambar tentang perjalanan hujan nih, yuk lihat sama-sama !"

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEia4DVnosYD8gkiFKio-EwblWKVHM3OjyYkfuXjgXhKwGBc00Ju5-rr5bxdLKR31eFnSocbbMSl_4bf3pJFmI0dDAFaSBNed4GsHrOa6ssqXId6D0v0Ywsm8aL8jOSx9Aq1LQnDecm3ohWF/s640/siklus-hujan.jpg
"Lihat !!, ini peta perjalanan hujan.... perjalanan ini dimulai di laut dan danau, ketika air terkena panas matahari terus menerus air menjadi menguap..... menguap....menguap, lalu uap air tersebut terkumpul di udara dalam bentuk awan." paparku memulai kisah perjalanan si hujan. "awan yang penuh dengan uap air menjadi semakin berat ..... semakin berat ..... semakin berat hingga awan terlihat menghitam dan biasa kita sebut mendung, awan hitam yang telah penuh uap air tadi tertiup angin ke daratan wussssssssss daaaaan kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan, krecek .... krecek .... blaar .... blaaar ..... ddrrrrrrrrzzzzzz."sambungku seraya berkisah sambil bergaya ala awan yang tertiup angin.

"Air hujan yang jatuh ke bumi tadi akan berusaha kembali lagi ke laut, sebagian terserap tanah, akar pohon, sebagian lainnya mengalir menuju danau, sungai termasuk sungai depan rumah kita ini, ada juga yang menuju dataran rendah lain di bumi." "Nah, Kakak ..... adek .... inilah peta perjalanan hujan, jauh ya perjalanannya hingga sampai ke rumah kita ini!" kataku menutup kisah

"Nah, ngomong-ngomong soal hujan nih, Kakak adek, sekarang umi mau tanya apa benar hanya kita manusia saja yang bergembira ketika hujan turun ?" sejenak mereka terdiam. 
"Ada makhluk lain ciptaan Allah yang juga bergembira loh ketika hujan datang" pancingku. 
Dalam Al-Qur'an disebutkan,
"Dialah yang menurunkan air dari langit untuk minuman dan menyuburkan tumbuh-tumbuhan untuk makanan ternakmu. Ia menumbuhkan untukmu berbagai tanaman, zaitun, korma, dan anggur, dan macam buah-buahan. Sungguh dalam kejadian itu terdapat bukti bagi orang yang berpikir" (Surat an-Nahl, 10-11)

"Kami menurunkan air bersih dari langit. Dengan itu Kami hidupkan negeri yang sudah mati, dan Kami beri minum segala yang Kami ciptakan, hewan ternak dan manusia yang banyak" (Surat al-Furqaan, 48-49)

"Coba siapa hayo yang gembira ketika Allah menurunkan hujan selain kita, manusia?" tanyaku sambil membuat gaya ala orang berfikir "hemm, siapa yaaa?" 
"Kakak adek lihat itu diluar, apa yang kelihatan segar ketika terkena air hujan?" sambil mencoba mengarahkan aku mencoba memberi clue. "Tumbuhan, umi!" seru kakak segera. "Alhamdulillaah, cerdas... betul sekali tumbuhan lalu apa lagi, kak ?" tanyaku. 

"Emmm, kucing, harimau, kancil seperti di buku cerita awan itu umi, si kancil dan harimau senang sekali ketika hujan turun dari sela-sela awan" rupanya kakak ingat cerita si awan petugas penurun hujan yang biasanya adek minta ceritakan ketika senggang. Akupun tersenyum seraya mengacungkan dua jempolku "Wah, kakak masih ingat rupanya cerita si awan, iya benaar tumbuhan dan hewan adalah makhluk Allah yang juga bergembira selain kita manusia karena mereka juga membutuhkan air hujan untuk minum dan menyuburkan pertumbuhan, alhamdulillaah ... kita harus berterima kasih kepada Allah dengan cara mengucap syukur dan berdoa ketika turun hujan..... coba kita bayangkan kalau Allah tidak menciptakan hujan, tanah kering, makhluk hidup kekurangan air dan bahkan mati karena air sangat penting untuk kehidupan kita semua".

"Selain bersyukur dan berdoa, kita juga nggak boleh habis-habisin air, umi" cetus kakak. "Yup, kakak betul ... berarti mandinya nggak boleh lama-lama kan ya selain boros air betah di istana setan tuh". aku melirik ke arah kakak sambil menggulung gambar siklus yang kupamerkan barusan. "hehe, nggak aku nggak lama umi mandinya" bela kakak. "Iya, nggak lama tapi lamaaaaaa sekali" aku tergelak menggoda si kakak. "Umi, lhoo" sambil bergelayut malu. Kakak.....kakak kyut selalu dengan gayanya.


Catatan Hikmah hari ini,

Hujan ini tanda kasih dan sejuknya rahmat illahi
          Hilangkan caci segarkan hati
         
          Cukup lantunkan saja mohonkan illahi

          Agar bermanfaat untuk diri

                    


Alas Mesir Sisi Merr

@pondokpelangisyammah_selaluSERU


Referensi kisah :

1. Al-Qur'an tercinta
2. http://www.slideshare.net/helmonchan/hujan-menurut-al-quran-bahan-motivasi-dan-dawah
















Komentar

Postingan Populer